Selasa, 27 Desember 2011

Materi kegiatan RTA Ke-X AIPNI 2011 di Makassar


Makassar, 10-13 November 2011


Alhamdulillah, kegiatan RTA KE-X AIPNI yang diselenggarakan di Hotel Clarion Makassar pada tanggal 10-13 November 2011 telah berhasil dilaksanakan dengan sukses. Dalam web aslinya, panitia  penyelenggara mohon maaf atas kekurangan dan ketidaknyamanan yang peserta alami selama proses pelaksanaan RTA tersebut.

Materi RTA di Makassar dapat Anda download melalui link di bawah ini:


Pengalaman RTA yang terjadi selama ini sudah seharusnya menjadi barometer bagi penyelenggaraan RTA ke depan, masalah-masalah dieliminasi dan meningkatkan pelayanan yang lebih baik.
SEMOGA BERMANFAAT

Jumat, 23 Desember 2011

Bagaimana Mengatasi Turn Over Di Rumah Sakit?


      Oleh Raihan, Susihar, Asih.. dipubliskan oleh Safrudin
 Kejadian Turnover perawat akan merugikan rumah sakit, baik dari segi biaya, sumber daya, maupun motivasi karyawan. turnover  menyebabkan rumah sakit akan kehilangan sejumlah tenaga kerja dan secara otomatis proses kehilangan ini harus diganti dengan karyawan baru untuk memenuhi kebutuhan tenaga  pelayanan pada klien. Rumah sakit dihadapkan kembali untuk mengeluarkan biaya mulai dari perekrutan hingga mendapatkan tenaga kerja siap pakai.

     Robbins (1998) menyatakan bahwa budaya perusahaan yang kuat memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku karyawan dan secara langsung mengurangi turnover. Dalam budaya yang kuat, nilai-nilai utama sebuah organisasi atau perusahaan sangat dipegang teguh dan tertanam pada seluruh karyawan. Sehingga dapat membawa dampak pada peningkatan kepuasan kerja karyawan. 
         
   Kepuasan kerja bagi karyawan sangat diperlukan karena dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas. Adanya ketidakpuasan kerja  para karyawan  akan membawa akibat-akibat kurang menguntungkan,  baik bagi perusahaan maupun bagi karyawan itu sendiri.  Wexley dan Yuki (1997) mengemukakan bahwa  ketidakpuasan akan memunculkan dua macam perilaku yaitu penarikan diri (turnover) atau perilaku agresif (sabotase, kesalahan yang disengaja).


Hasil beberapa penelitian tentang turnover diluar negeri didapatkan bahwa, kejadian turnover dapat mencapai 60 % pertahun (Hatton, 2003). Adapun penyebab terjadinya turnover antara lain : Upah yang rendah, beban kerja terlalu tinggi, adanya peluang, dan lain-lain.

A
.    Turnover Perawat
1.      Definisi Turnover
      Turnover adalah pergantian karyawan dalam suatu organisasi ( Davis, 1985).              Turnover perawat merupakan keputusan yang diambil oleh seorang perawat secara sukarela untuk meninggalkan perusahaan / rumah sakit tempatnya bekerja.
Turnover perawat erat kaitannya dengan kepuasan kerja perawat tersebut. Turnover bukan hanya merugikan perusahaan dari segi biaya perekrutan, training karyawan pengganti dan terganggunya produktivitas perusahaan, tetapi juga berdampak pada kehidupan sosial pekerja.

2.      Penyebab Turnover
Penyebab turnoverperawat (Gillies, 1996) adalah karena ketidakpuasan pekerjaan seperti :
-          Rendahnya standar perawatan pasien
-          Tingginya tuntutan dan beban kerja
-          Gaji yang tidak sesuai
-          Tidak adanya jenjang karir
-          Tidak ada kesempatan melanjutkan pendidikan
-          Kurangnya pengakuan dan penghargaan
-          Kurangnya tantangan pekerjaan.
-          Kurangnya supervisi dari atasan.

3.      Dampak Tingginya Turnover
Dampak tingginya turnover adalah menurunnya kualitas pelayanan, tingginya biaya yang dikeluarkan perusahaan dan terganggunya sistim kerja dan hubungan antar pekerja.

4.       Upaya menurunkan Turnover (Robbins, 2008)
Upaya untuk menurunkan turnover adalah dengan meningkatkan kepuasan karyawan yang meliputi :
a.    Menciptakan  kerja yang menantang.
     Karyawan lebih menyukai pekerjaan yang memberi mereka peluang untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuan yang mereka miliki.
b.    Memberikan penghargaan yang sesuai
     Karyawan menginginkan sistim bayaran yang mereka rasa adil, tidak ambigu dan selaras dengan harapan.
c.    Menciptakan kondisi kerja yang mendukung
     Karyawan berhubungan dengan lingkungan kerja mereka untuk kenyamanan pribadi dan kemudahan melakukan pekerjaan yang baik.
d.   Menciptakan kolega yang suportif
     Karyawan mendapatkan sesuatu yang lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang nyata dari pekerjaan. Karyawan juga membutuhkan interaksi sosial.
e.    Membuat  jenjang karir
     Karyawan menginginkan sebuah organisasi memiliki peluang bagi mereka untuk meningkatkan karir.

B.     Mengurangi Turnover Pekerja Kesehatan (Hasil penelitian  Erin Hatton dan Laura Dresser dari Center on Wisconsin Strategy)
Hasil penelitian dari Center on Wisconsin Strategy (COWS) didapatkan  bahwa kejadian turnover pekerja kesehatan dirumah jompo melebihi 60% pertahun, bahkan ada beberapa rumah jompo yang memiliki turnover pekerja perawat kesehatan lebih dari 100% pertahun.

Penyebab utama terjadinya turnover tersebut adalah :
1.      Pemberian upah yang terlalu rendah , tidak sesuai dengan beban kerja.
2.      Lingkungan kerja yang tidak mendukung seperti :
-          Tidak adanya penghargaan.
-          Tidak adanya supervisi dan pelatihan dari organisasi perawatan.
-          Tidak adanya tunjangan seperti asuransi kesehatan.
-          Tidak adanya jenjang karir.
-          Pekerjaan yang berat dan beban kerja yang terlalu tinggi.

Hasil penelitian COWS  menyebutkan bahwa, rumah jompo yang memberikan upah lebih tinggi, turnover pekerjanya rendah. Sebaliknya, rumah jompo yang memberikan upah lebih rendah dari rata-rata, maka turnover pekerjanya tinggi. Turnover pekerja yang tinggi mengakibatkan pekerjaan dalam organisasi menjadi lebih sulit, staf yang ditinggalkan menjadi stres, sehingga berdampak rendahnya kualitas perawatan yang diberikan. Hal ini merupakan krisis di pusat Wisconsin Selatan. Oleh karena itu Wisconsin Selatan membuat strategi untuk menurunkan turnover pekerja perawat kesehatan dengan cara :
1.    Meningkatkan upah.
   Peningkatan upah merupakan strategi yang sukses untuk mengurangi turnover pekerja, karena pekerja yang dibayar lebih tinggi, cenderung tidak meninggalkan tempat kerjanya. Kompensasi ini juga akan mendorong pekerja untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan yang akan meningkatkan ketrampilan mereka. Pekerja perawat kesehatan yang dibayar lebih tinggi cenderung untuk berinvestasi lebih banyak dalam hal : pekerjaan, waktu, dedikasi,  inisiatif, sehingga dapat memberikan kualitas perawatan yang lebih baik.
 2.    Meningkatkan keuntungan / tunjangan
      Peningkatan keuntungan / tunjangan seperti pemberian asuransi kesehatan dan tunjangan lain akan meningkatkan peluang staf yang berdedikasi akan terus bekerja dilapangan. 
 3.   Meningkatkan pelatihan
Fasilitas perawatan kesehatan harus memberikan orientasi bagi staf baru dan pelatihan staf untuk jangka panjang. Pelatihan yang lebih akan meningkatkan kualitas perawatan.
4.    Memastikan keamanan dan jadwal
   Pekerja akan mendapatkan manfaat dari beban kerja yang seimbang dan aman dengan pekerjaan penuh waktu, tanpa pekerjaan yang berlebihan.
5.    Membuat jenjang karir
   Adanya jenjang karir akan memberikan keuntungan untuk pengembangan  dan kemajuan karir dalam organisasi.
6.    Meningkatkan jaringan pendukung.
    Untuk memastikan bahwa pekerja memiliki Suara lebih besar ditempat kerja, perusahaan dapat meningkatkan supervisi perawat dan komunikasi dua arah pada rapat staf.
7.    Memberikan penghargaan dan pengakuan yang lebih besar.
       Lembaga perawatan kesehatan harus menetapkan program pengakuan terhadap reward pekerja yang memiliki dedikasi dan kualitas perawatan yang tinggi.

C.     Mengurangi Turnover Perawat di Rumah Sakit (Hasil penelitian Gayle Kipnis dari University of New Mexico) .
Hasil penelitian American Association of College of nursingtahun 2005, menyebutkan bahwa, dari 138 perawat yang direkrut di rumah sakit, didapatkan  jumlah  rata-rata turnover perawat adalah 13,9% dan tingkat kekosongan perawat 16,1%.  Penyebab dari turnover perawat tersebut adalah karena ketidak puasan kerja, tingginya beban kerja dan budaya organisasi.  Ketidak puasan ini antara lain disebabkan oleh kegagalan atas penilaian pelaksanaan kerja, kurangnya penghargaan, kurangnya kepercayaan manajemen .
Dampak dari turnover yang tinggi adalah timbulnya masalah sumber daya manusia dan masalah keuangan bagi organisasi kesehatan, karena turnover menyebabkan ketidak stabilan dalam angkatan kerja dan memerlukan biaya yang mahal bagi organisasi kesehatan.

Flagstaff Medical Center (FMC), yaitu rumah sakit yang dintegrasikan dalam penelitian ini,  melakukan pengurangan turnover  perawat dengan  cara  meningkatkan kepuasan kerja perawat dengan menggunakan teori peduli Watson, yaitu berupa program pendidikan kepemimpinan transformasional.

Program pendidikan ini mengintegrasikan prinsip-prinsip holistik untuk menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang baik, saling menguntungkan antar perawat dan pasien, dimana perawat dan pasien sama-sama merasa dihormati, dihargai. Dari hasil pendidikan / pelatihan  ini diharapkan perawat dapat membawakan diri mereka untuk bekerja dengan semangat setiap hari yang tergambar dengan adanya kreativitas, antusias dan integritas.
Teori Watson ini lebih menggunakan pendekatan spiritual dengan memberikan perhatian penuh  atau dikenal dengan Watson’s ten  yang meliputi :
1.         Untuk mempraktekkan cinta kasih dan ketenangan hati dengan kesadaran dan peduli.
2.         Melestarikan sistem kepercayaan
3.         Membuka diri kepada orang lain dengan kepekaan dan kasih sayang.
4.         Mengembangkan dan mempertahankan kepercayaan, membantu, peduli.
5.         Mendukung ekspresi perasaan positif dan negatif.
6.         Kreatif, menggunakan semua cara untuk proses caring / peduli.
7.         Terlibat dalam proses belajar mengajar.
8.         Menciptakan lingkungan yang nyaman (fisik dan non fisik) di semua tingkatan, terciptanya keutuhan, kesadaran, keindahan, kenyamanan, perdamaian.
9.          Membantu dengan penuh perhatian.
10.     Membuka dan menghadiri pembimbingan spiritual.

Untuk mengurangi turnoverperawat ini juga dapat menggunakan teori human capital, Teori ini meyakini  bahwa ketrampilan, pengetahuan dan kemampuan individu merupakan modal manusia yang dapat meningkatkan produktivitas dan menghasilkan laba atas investasi, oleh karena itu, untuk mengurangi turnoverdiperlukan :
-       Memberikan upah yang lebih tinggi
-       Meningkatkan tunjangan.
-       Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan memuaskan.
-       Meningkatkan kompensasi dan reputasi
-       Menciptakan jenjang karir.

D.    Mengintegrasikan Proses dan Maksud Teori Turnover (Hasil penelitian Carl P.Maertz & Michael dari Saint Louis University dan Purdue University)
Proses turnover  adalah salah satu perilaku yang banyak dipelajari dalam penelitian manajemen ( Grieeffeth, Hom & Gaertner, 2000). Banyak multivarian dan pengujian empiris dalam penelitian ini  dan modelnya berfokus pada bagaimana individu memutuskan untuk  berhenti dan mengapa ia berhenti.

Hom, Caranicas, ett all (menggunakan langkah langkah tidak langsung untuk menenttukan alasan  individu berhenti  dari pekerjaannya, antara lain : mereka tidak puas dengan pekerjaan mereka, dan kemudian berfikir untuk berhenti bekerja dan terkadang mencari pekerjaan yang lebih baik dan kemudian muncullah niat untk berhenti.

Stress and Modwey (1981, dikutip dari Maertz & Michael, 2004) mengatakan intensi untuk berhenti dapat menyebabkan secara langsung mencari pertimbsangan atau alternative untuk memutuskan berhenti. Lee dan Mitchel (1994, dikutip dari Maertz, 2004) juga memperkenalkan teori shock yaitu peristiwa  yang membuat karyawan sengaja untuk keluar dari pekerjaannya.

Teori Lee and Mitchell mengemukakan proses turnover terdiri dari lima alur, yaitu : sejak awal ada rencana untuk berhenti bekerja dan tergantung dari situasi yang akan datang, alur kedua adanya goncangan dan pelanggalan, alur ketiga keluarga tidak puas, alur keempat ada ketidakpuasan, tidak ada alternatif pekerjaan dan alur kelima ada ketidakpuasan dan ada alternatif pekerjaan.

Kesimpulan tentang turn over dari hasil penelitian ini adalah :
1.    Karyawan akan berhenti bekerja apabila adanya pekerjaan lain yang dianggap lebih penting dari pekerjaannya saat ini.
2.    Karyawan memiliki perencanaan  keluar dari pekerjaannya sebelumnya untuk berhenti dan akan menindaklanjuti bila ada peluang dan peristiwa  tertentu.
3.    karyawan membuat perencanaan perencanaan berhenti bekerja yang bersyarat apabila tidak ada perbaikan kondisi di kemudian hari.
4.    Karyawan tidak memliki perencanaan untuk berhenti dari pekerjaanya tetapi bila ada alternative pekerjaan yang lebih baik diluar, maka karyawan akan langsung mengambil keputusan untuk berhenti bekerja.

Deskripsi alasan karyawan untuk berhenti antara lain:  karyawan membandingkan dan melihat keuntungan dari alternatif  pekerjaan lain dibandingkan dengan pekerjaannnya saat ini, mereka membuat rencana pasti sebelum memutuskan untuk berhenti, mereka akan berhenti pada waktu tertentu dan jika ada  peristiwa tertentu, karyawan membuat rencana bersyarat untuk berhenti , kemudian karena kondisi, akhirnya diputuskan untuk berhenti
Upaya untuk mengatasi hal tersebut diatas, maka dikenalkan Delapan Motivasi untuk menangani kondisi keinginan karyawan untuk berhenti, yaitu :
1.         Pendekatan secara organisasi dengan memberikan dukungan positif.
2.         Keinginan untuk tetap memenuhi  kewajiban dalam lingkungan kerja saat ini.
3.         Keinginan untuk mempertahankan kondisi saat ini atau sebaliknya untuk menghentikan.
4.         Keyakinan akan kemampuan diri untuk memperoleh alternatif  pilihan.
5.         Evaluasi tentang pencapaian keinginan di masa depan
6.         Keinginan untuk memenuhi harapan anggota keluarga atau teman teman diluar organisasi
7.         Keinginan untuk menghindari aturan terhadap kebijakan perusahaan terhadap jabatan
8.         Keinginan untuk konsisten atara perilaku dan nilai nilai yang berkaitan dengan apa yang dikerjakan.

DAFTAR PUSTAKA

Gillies, D. A. 1996.  Manajemen keperawatan suatu pendekatan sistem / Nursing manajement a sistem approach.  Second Edition. Philadelphia: WB Saunders Company.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. 2008. Perilaku organisasi / Organizational  behavior .    Jakarta: Salemba Empat.

Davis, K., & Newstrom, J. W. 1985. Perilaku dalam organisasi / Human behavior at work, organizational behavior. Jakarta: Erlangga.

Kipnis, G. 2007. Integrating holism into the hospital setting to reduce nursing turnover. Diunduh  21 November 2009 dari http://www.ahna.org/Portals/4/docs/ About %20Us/Kipnis%20N596%20Paper.pdf

Hatton, E., & Dresser, L. 2003. Caring about caregivers reducing turnover of frontline health care workers in South Central Wisconsin. Diunduh  21 November 2009 dari http://www.cows.org/pdf/rp-jwf-cna.pdf

Maertz, C.P., & Michael. 2004. Integrating process and content turnover theory. Diunduh  20 November 2009 dari file:///C:/Documents%20and%20Settings/User/My%20 Documents/ turnover%20New.html.

Yuki., Wexley. 1997. Pengaruh kompensasi terhadap kepuasan. Diunduh  20 November 2009 dari http://optimasioperator.blogspot.com/2009/08/pengaruh-kompensasi-terhadap-kepuasan.html.

Bagaimana Aktifitas dalam komunikasi secara personal

Komunikasi bagi manusia sangat penting dilakukan. terlebih dalam sebuah event yang Anda bawakan. Komunikasi menjadi suatu solusi cara untuk  mengekspresikan keinginan dan Ide Anda. Aktifitas komunikasi dengan lingkungan sekitar Anda ada beberapa pola yang perlu dipelajari seperti saya contohkan disini.

Pola aktifitas komunikasi dalam keseharian dapat kita bedakan : 
Aktifitas personal.
1. Perilaku komunikasi yang berdampak mengembangkan
Mewujudkan perilaku ini perlu dicermati oleh Anda sebagai speaker. Anda bisa menanyakan kepada orang-orang disekitar Anda. Apakah komunikasi Anda sudah benar?. Saran dan pendapat dari teman selingkungan Anda akan memberikan koreksi, kontribusi, saran dan pandangan bahkan sampai ide yang tidak disangka untuk perbaikan. Anda juga dapat minta masukan dari orang tentang perilaku yang khas dari Anda lakukan dalam berkomunikasi. Hal ini penting untuk mengembangkan perilaku komunikasi diri. Anda juga patut berterima kasih kepada teman-teman Anda yang telah memberikan sumbangsih sehingga Anda lebih cakap dalam berkomunikasi.

2. Berkomunikasi dengan budaya lain

Anda bisa saja berkomunikasi dengan banyak orang, akan tetapi perlu diketahui bahwa bangsa kita banyak sekali ragam bahasa; suatu kali Anda bertemu dengan orang Sunda misal; "atos" dalam bahasa sunda berarti sudah, sedangkan dalam bahasa jawa atos sama dengan keras. Nah lo..., maka Anda perlu menanyakan latar belakang budaya seseorang ketika berkomunikasi dengan Anda. Salah ucap berarti masalah.. Perbedaan latar belakang budaya dan juga sikap komunikasi yang Anda ketahui ketika orang lain anda ajak berbicara, tentu dapat mengurangi persoalan yang dapat dicegah. Jika Anda tanyakan kepada diri Anda sendiri, bagaimana yah ketika berkomunikasi dari latar belakang budaya yang berbeda?


3. Melihat perbaikan komunikasi
Perjalanan hidup Anda setiap hari tentu bertambah, meski secara umur sebenarnya berkurang. Pengalaman dalam perjalanan hidup menjadi bekal Anda dalam berkomunikasi. Anda dapat mencatat dari hari ke hari, bulan ke bulan dan bahkan mungkin tahun -ke tahun. Apakah komunikasi Anda semakin baik?.. Jika belum belajarlah.. belajar menjadi komunikan yang positif. Ambil langkah pasti dan nilai bagaimana cara komunikasi Anda.. Anda bisa menilai.. apakah anda tegas. lemah lembut, masih takut-takut? Apakah komunikasi Anda juga telah merubah dalam kehidupan Anda..? 

Selamat Belajar..

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DENGAN GASTRITIS



 A. Pengertian;
Gastritis salah satu penyakit yang menyerang saluran pencernaan di dalam lambung.  Gastritis ditandai adanya peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau lokal (Soeparman, 1998).  Tanda lain dari gastritis adalah inflamasi darimukosa lambung (Mansjoer, 1999).
B. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai
dengan klasifikasinya sebagai berikut :
  • Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
  • Gastritis Kronik
    Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.
C. Manifestasi klinik
  1. Manifestasi klinik yang biasa muncul pada Gastritis Akut lainnya, yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
  2. Gastritis Kronik
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
D. Proses Penyakit
  • Gastritis akut
    Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.
    Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
    1. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.
      Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit
    2. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang   dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
         . Gastritis kronis
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.


E. Komplikasi
  1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
  2. 2.Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
F. Penatalaksaan Medik
  1. Gastritis Akut
    Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.
  2. Gastritis Kronik
    Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa proton.
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gastritis
A. Pengkajian
  1. Faktor predisposisi dan presipitasi
    Faktor predisposisi adalah bahan-bahan kimia, merokok, kafein, steroid, obat analgetik, anti inflamasi, cuka atau lada.
    Faktor presipitasinya adalah kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan rokok, penggunaan obat-obatan, pola makan dan
    diet yang tidak teratur, serta gaya hidup seperti kurang istirahat.



  1. Test dignostik
    • Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknya tersebar.
    • Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis.
    • Pemeriksaan radiology.
    • Pemeriksaan laboratorium.
    • Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada klien dengan gastritis kronik.
      • Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar vitamin B12 yang rendah merupakan anemia megalostatik.
      • Kadar hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.
      • Gastroscopy.
        Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.
B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
  1. Resti gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, muntah.
  2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia.
  3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.
  4. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
  5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
C. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1. :
Tujuan :
Resti gangguan keseimbangan cairan tidak terjadi.

Kriteria Hasil :
Membran mukosa lembab, turgor kulit baik, elektrolit kembali normal, pengisian kapiler berwarna merah muda, tanda vital stabil, input dan output seimbang.
Intervensi :
Kaji tanda dan gejala dehidrasi, observasi TTV, ukur intake dan out anjurkan klien untuk minum ± 1500-2500ml, observasi kulit dan membran mukosa, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus.

Diagnosa Keperawatan 2. :
Tujuan
Gangguan nutrisi teratasi.
Kriteria Hasil :
Berat badan stabil, nilai laboratorium Albumin normal, tidak mual dan muntah BB dalam batas normal, bising usus normal.
Intervensi :
Kaji intake makanan, timbang BB secara teratur, berikan perawatan oral secara teratur, anjurkan klien makan sedikit tapi sering, berikan makanan dalam keadaan hangat, auskultasi bising usus, kaji makanan yang disukai, awasi pemeriksaan laboratorium misalnya : Hb, Ht, Albumin
.
Diagnosa Keperawatan 3. :
Tujuan :
Nyeri dapat berkurang/hilang.
Kriteria Hasil :
Nyeri hilang/terkontrol, tampak rileks dan mampu tidur/istirahat, skala nyeri menunjukkan angka 0.
Intervensi :
Kaji skala nyeri dan lokasi nyeri, observasi TTV, berikan lingkungan yang tenang dan nyaman, anjurkan tekhnik relaksasi dengan nafas dalam, lakukan kolaborasi dalam pemberian obat sesuai dengan indikasi untuk mengurangi nyeri.


Diagnosa Keperawatan 4. :
Tujuan :
Keterbatasan aktifitas teratasi.
Kriteria Hasil :
K/u baik, klien tidak dibantu oleh keluarga dalam beraktifitas.
Intervensi :
Tingkatkan tirah baring atau duduk, berikan lingkungan yang tenang dan nyaman, batasi pengunjung, dorong penggunaan tekhnik relaksasi, kaji nyeri tekan pada gaster, berikan obat sesuai dengan indikasi.

Diagnosa Keperawatan 5. :
Tujuan :
Kurang pengetahuan teratasi.
Kriteria Hasil :
Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pencegahan dan pengobatan.
Intervensi :
Kaji tingkat pengetahuan klien, beri pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang penyakit, beri kesempatan klien atau keluarga untuk bertanya, beritahu tentang pentingnya obat-obatan untuk kesembuhan klien.

D. Evaluasi
Evaluasi pada klien dengan Gastrtitis, yaitu :
1.      Keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi
2.      Kebutuhan nutrisi teratasi
3.      Gangguan rasa nyeri berkurang
4.      Klien dapat melakukan aktifitas
5.      Pengetahuan klien bertambah.