Rabu, 30 November 2011

Lahir sudah terkena HIV/AIDS... wah..?


REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO - Tiga bayi di Provinsi Gorontalo dinyatakan positif terinveksi Human Immunnodeficiency Virus (HIV) karena lahir dari orang tua termasuk Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Hal tersebut dikatakan Rudi Hunta, Asisten Koordinator Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Gorontalo, Rabu (30/11).
"Bayi itu lahir dari ibu ODHA, sedangkan si ibu tertular ODHA dari suaminya yang ODHA akibat suka sex bebas," jelasnya, seraya menyimpan identitas ODHA itu.
Meski demikian, tidak semua bayi yang lahir dari orangtua ODHA otomatis terinfeksi HIV/AIDS, ada dua kasus kelahiran bayi yang negatif HIV/AIDS meski kedua orangtuanya ODHA. "Dulu ada pria dan wanita ODHA yang menikah, dan alhamdulillah anaknya tidak tertular penyakitnya," katanya.
Dijelaskan, jika ada ODHA yang menikah atau hamil, maka dia harus secara intensif dipantau oleh tim dokter untuk menjaga kesehatannya dan kondisi janin hingga masa melahirkan tiba.
"Jika sudah waktunya melahirkan, maka harus dilakukan operasi cessar agar kemungkinan bayi tertular HIV/AIDS bisa diminimalkan, karena jika ibu melahirkan dengan normal sangat mungkin si bayi terkena darah ibunya yang sudah terinfeksi HIV/AIDS," jelasnya.
Demikian juga saat sudah lahir ibu tidak diperbolehkan memberikan ASI kepada bayi untuk antisipasi tertular HIV/AIDS. "Jika sejak awal sudah diketahui si orangtua terinfeksi HIV, maka kita bisa lebih mudah mengantisipasi agar bayinya tidak tertular," katanya.
Ketidaktauhan itulah yang dianggapnya sebagai sebab terjadinya kasus infeksi HIV/AIDS terhadap bayi yang lahir dari Ortu ODHA.

Selasa, 29 November 2011

Hari Perawat Sedunia Closing the Gap: Increasing Access and Equity Through Nursing Services




Closing the Gap: Increasing Access and Equity Through Nursing Services sangat relevan dengan upaya kita dalam periode 2010 – 2014 untuk meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu. Upaya ini dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Hal inilah yang disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, dr. Ratna Rosita, MPHM saat membacakan sambutan Menteri Kesehatan pada acara Workshop Nasional Keperawatan dan Peringatan Hari Perawat Sedunia pada tanggal 12 Mei 2011.
Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama beberapa dasa warsa terakhir ini sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan di berbagai bidang, namun masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dan sikapi dengan kerja keras dan kerja cerdas antara lain masih tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka prevalensi gizi buruk, dan angka kejadian beberapa jenis penyakit menular, seperti AIDS, TB dan Malaria.
Ada beberapa isu pokok dalam kurun waktu 2010 – 2014 ini perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi profesi, termasuk PPNI dan seluruh lapisan masyarakat seperti : 1). Dispararitas pelayanan kesehatan antar wilayah geografi, antar kelompok sosial ekonomi, dan antar gender, 2). Beban ganda pelayanan kesehatan, dimana penyakit menular, penyakit tidak menular, dan new emerging diseases harus ditangani sekaligus, 3). Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan obat dan alat kesehatan, 4). Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran SDM Kesehatan, 5).
Perlunya penataan dan penguatan infrastruktur kesehatan, dan 6). Tingginya kejadian bencana dan terjadinya perubahan iklim. Menyikapi berbagai masalah dan isu pokok tersebut, Kementerian Kesehatan melancarkan Reformasi Pembangunan Kesehatan yang mencakup 7 upaya, yaitu 1) Revitalisasi pelayanan kesehatan dasar dan pemenuhan Biaya Operasional Kesehatan (BOK), 2). Penyediaan obat dan alat kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan, 3). Penyediaan, distribusi dan retensi SDM Kesehatan yang bermutu, adil dan merata, 4) Pengembangan jaminan kesehatan menuju Universal Coverage, 5). Keberpihakan kepada Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) serta penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK), 6). Pelaksanaan reformasi birokrasi kesehatan, dan 7). Pengembangan World Class Health Care. Untuk menghilangkan disparitas pelayanan kesehatan, Kementerian Kesehatan mempunyai komitmen yang tinggi pada pencapaian sasaran-sasaran Millenium Development Goals atau MDGs.
Reformasi pembangunan kesehatan dan pencapaian sasaran MDGs tidak mungkin akan terwujud jika harus dilaksanakan sendiri oleh Kementerian Kesehatan, disinilah perlu dukungan dari seluruh jajaran lintas sektor di Pusat dan Daerah, seluruh organisasi profesi kesehatan, termasuk PPNI bersama seluruh lapisan masyarakat.
Perkembangan yang terjadi pada pembangunan kesehatan saat ini adalah adanya pergeseran dari pelayanan medis (medical care) ke pemeliharaan kesehatan (health care), sehingga setiap upaya penanggulangan masalah kesehatan lebih menonjolkan aspek peningkatan (promotive) dan pencegahan (preventive). Selain itu, terjadi pula pergeseran dari pengelolaan oleh pemerintah kepada swasta dan adanya penekanan pada aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu.
Sekjen menyampaikan bahwa kita harus menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan pelayanan kesehatan, berupa globalisasi pelayanan kesehatan yang melampaui batas Negara, teknologi kesehatan yang semakin maju dan kompetisi dari tenaga asing. Oleh karena itu kita harus mengembangkan world class health care atau pelayanan kesehatan kelas dunia.
PPNI sebagai organisasi profesi yang memiliki anggota terbesar di Indonesia dan anggotanya bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Kesehatan, Klinik Keperawatan, bersama masyarakat hendaknya membentuk kelompok-kelompok pemberdayaan masyarakat. Sebab pelayanan keperawatan terus berkembang, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks, termasuk pelayanan pada kejadian bencana. Perawat merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan dan mempunyai peran strategis, bersama tenaga kesehatan lainnya dalam melaksanakan pembangunan kesehatan.
Seperti organisasi profesi lainnya, PPNI berada dalam satu ruang bersama dengan seluruh jajaran kesehatan dan jajaran lintas sektor terkait di Pusat dan Daerah. Karena itu, PPNI hendaknya bersinergi dalam membangun kekuatan bersama, bahu membahu melalui kerja sama erat dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sesuai proporsi, potensi, kemampuan, dan kompetensinya.
Aspek yang harus diperhatikan dalam pemberian pelayanan kesehatan adalah keterjangkauan (accessibility), serta kesetaraan dan keadilan (equity) bagi seluruh masyarakat. Tenaga kesehatan termasuk seluruh anggota PPNI memiliki peran penting di berbagai tatanan. Baik di fasilitas pelayanan kesehatan, di keluarga maupun masyarakat, untuk mewujudkan tersedianya pelayanan kesehatan yang setara, adil dan terjangkau.
Diharapkan kepada pengurus dan anggota PPNI di seluruh tanah air agar dalam memberikan pelayanan keperawatan, perawat harus mampu menjamin bahwa pelayanan yang diberikan aman bagi pasien dan masyarakat, yaitu benar, tepat dan mudah didapat. Perawat memberikan pelayanan keperawatan secara professional, berkinerja tinggi, bekerja secara ilmiah, bersikap caring sehingga dapat mengurangi beban psikologi pasien. Pemberian pelayanan keperawatan harus sesuai standar pelayanan, standar profesi dank ode etik yang telah ditetapkan oleh organisasi profesinya.
Perawat di DTPK dan DBK berperan memperkuat revitalisasi pelayanan keperawatan kesehatan masyakat (perkesmas) dengan sasaran spesifik masalah kesehatan yang terkait MDGs. Perawat berkontribusi penuh dalam mencapai program Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia dengan menerapkan model-model pelayanan professional dan manajemen maju. PPNI bersama himpunan dan ikatan seminatnya turut mengawal implementasi standar profesi, menjamin hanya perawat kompeten yang memberikan pelayanan keperawatan aman bagi masyarakat, dan membangun perilaku etika sesuai dengan kode etik profesi.
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, khususnya Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik agar dapat mengembangkan kebijakan pelayanan keperawatan menuju profesionalisme pelayanan, pembinaan teknis dan monitoring evaluasi pelaksanaan perawatan di berbagai tatanan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Untuk menghadapi ASEAN Framework Agreement on Services 8 atau AFAS 8, perlu dilakukan telaah pasar jasa untuk pelayanan keperawatan serta menetapkan standar pelayanan keperawatan dan kompetensi perawat yang diakui secara Internasional. Pergunakanlah forum Mutual Recognition Arrangement (MRA) on Nursing Services ASEAN untuk melakukan harmonisasi terhadap standar, termasuk sistem pendidikan tinggi keperawatan.
Selanjutnya hasil dari acara tersebut juga dikonkritkan dalam sebuah komitmen bersama Gerakan Nasional Perawat untuk berperan aktif secara nyata dalam percepatan pencapaian MDGs khususnya terkait dengan pengendalian HIV-AIDS, TB, Malaria dan masalah gizi di Indonesia. Humas

Manajemen Rapat yang Efektif

Apakah Anda Pernah mengikuti rapat? tetapi rapat yang  diselenggarakan berjalan dengan baik? Adakalanya rapat diselenggarakan dengan tidak baik, oleh karen  hal-hal kecil yang semestestinya sesuai dengan agenda yang ditetapkan, namun melebar sehingga persoalan yang seharusnya bisa diselesaikan dengan baik, malahan melebar dan kurang tepat sasaran.... Oleh karena itu perlunnya manajemen yang efektif dari rapat, dimulai dari perencanaan apa rapat yang akan dijalankan, siapa yang akan diundang, alasan mengapa rapat dilaksanakan, dimana tempat rapat dijalankan, kapan pelaksanaannya dan bagaimana melaksankan rapat. Tentunya semua itu perlu langkah yang efektif dalam menyelenggarakan rapat. Berikut ini adalah tips yang efektif: .


A. Perencanaan dan Persiapan Rapat
1. Apakah Rapat diperlukan ?

Beberapa alasan kenapa orang menyelenggarakan rapat yang semestinya
tidak diperlukan.
  • Temukan apa yang terjadi
  • Anda memerlukan keputusan yang cepat
  • Rapat kuartalan/Bulanan/Mingguan
  • Anda ingin melibatkan setiap orang
  • Menyampaikan informasi yang tidak kontroversi
  • Apakah rapat koordinasi, rapat sosialisasi, rapat konsolidasi?

2. Siapa yang harus diundang?
Orang-orang yang perlu diundang dalam rapat ialah yang :

  • Perlu memberikan persetujuan
  • Punya keahlian atau informasi yang diperlukan
  • Punya keahlian dan intelegensia untuk membantu kelompok menghasilkan gagasan yang dibuat
  • Akan melaksanakan keputusan
  • Akan mendorong gagasan anda untuk rapat itu
  • Akan memberikan kontribusi olh hasilnya
  • Secara langsung akan terpengaruh.
3. Informasi Latar Belakange
Temukan alasan yang tepat mengapa dilaksanakan rapat


Adakah suatu persoalan yang telah lama, atau tidak 
Adakah informasi organisasi yang terhambat?

4. Menciptakan sebuah agenda
Agenda sangat besarefektivitasnya dalam mengorganisir dan meluruskan rapat,
tetapi jarang digunakan secara efektif.


5. Mengantisipasi dan mencegah masalah.
Kita harus mengantisipasi beberapa hal sebagai berikut :



  • Orang-orang yang bermasalah
  • Topik-topik yang sedang hangat dibicarakan di lingkungan organisasi?
  • Kemungkinan kesalahan prosedur?
  • Adakah Standar mutu yang telah terlewatkan atau uncontrol?

B. Agenda Rapat

Agenda yang bagus dapat menyelesaikan setengah dari pekerjaan anda, bahkan sebelum
rapat dimulai.
1. Menilai butir-butir agenda
  • menilai Permasalahan
  • menilai Tujuan, apakah untuk memberikan informasi?, diskusi? Atau memutuskan?
  • menilai Kpentingan rapat
2. Butir-butir standar
  • Notulen rapat terakhir
  • Meminta maf karena tidak hadir
  • Permasalahan-permasalahan
  • Lain-lain
  • Tangal dan waktu berikutnya
  • Urutan
  • Hal paling penting pertama
  • Hal kurang penting pertama
  • masalah-masalah rutin.
3. Penentuan waktu
  • Menjaga agar rapat tetap pada jalur
  • memberi tahu setiap orang bahwa waktu itu terbatas
  • Rapat dapat lebih mudah dikendalikan
  • Memotivasi orang
  • Ada tujuan yang dapat diselesaikan.

C. Menulis Agenda
Contoh agenda rapat
No Butir Tujuan Tanggungjawab Waktu
Pertanyaan2 Diskusi/infornmasi/keputusan Semua/perorangan 5 menit

D. Memimpin Rapat
1. Merencanakan dan Persiapan
2. Membuka Rapat
3. Penyampaian agenda
4. Penyampaian butir rapat
5. Penyampaian tujuan

E. Diskusi dan Partisipasi
1. Memotivasi
2. Mendengarkan
3. Mengendalikan

F. Mendapat Kesepakatan dan Persetujuan
G. Menilai Keberhasilan (menutup rapat)

H. Menilai Ulang Rapat

  • Biaya Rapat
  • Biaya akomodasi
  • Mengambil Tanggungjawab
  • Memikirkan ulang rapat
  • Penyebab kegagalan rapat
  • dan lain sebagainya

Lalu bagaimana supaya apa yang sudah kita bayangkan sebagai rapat yang efektif dan menyenangkan terwujud ?? Marilah kita coba melakukan beberapa hal di bawah ini : langkah berikut juga bisa diambil sebagai langkah nyata dalam kegiatan rapat.  Secara umum, rapat harus memenuhi unsur 5W + 1H, yakni :

1. Why, mengapa rapat diselenggarakan
Berikut ini ada beberapa alasan kenapa orang menyelenggarakan rapat, yaitu
· Ada masalah yang terjadi
· Memerlukan keputusan yang cepat
· Rapat kuartalan/Bulanan/Mingguan
· Ingin melibatkan setiap orang
· Menyampaikan informasi yang tidak kontroversi

2. What, agenda rapat atau materi yang akan dibahas dalam rapat.
Agenda yang bagus dapat menyelesaikan setengah dari pekerjaan anda, bahkan sebelum
rapat dimulai.
a. Menilai butir-butir agenda
· Menilai permasalahan
· Menilai tujuan, apakah untuk memberikan informasi?, diskusi? atau memutuskan?
· Menilai kepentingan rapat
b. Butir-butir standar
· Notulen rapat terakhir
· Permasalahan-permasalahan
· Tangal dan waktu berikutnya
· Urutan
· Hal paling penting pertama
· Hal kurang penting pertama
· masalah-masalah rutin.

3. Who, siapa peserta rapat, ini menyangkut penetuan orang yang akan diundang rapat sesuai dengan materi rapat.
Orang-orang yang perlu diundang dalam rapat ialah yang :
· Perlu memberikan persetujuan
· Punya keahlian atau informasi yang diperlukan
· Punya keahlian dan intelegensia untuk membantu kelompok menghasilkan gagasan yang dibuat
· Akan melaksanakan keputusan
· Akan mendorong gagasan untuk rapat itu
· Akan memberikan kontribusi oleh hasilnya
· Secara langsung akan terpengaruh.

4. Where, di mana rapat akan diselenggarakan.
· Ubah tempat pertemuan.
Dengan mengubah tempat pertemuan, secara psikologis kita memindahkan kaitan antara ruangan dan perilaku. Carilah ruangan atau lokasi yang belum pernah digunakan oleh peserta rapat, atau ruangan yang memiliki hubungan positif dengan peserta rapat.
· Bila kita tidak dapat merubah lokasi pertemuan, ubah penampilan dan lay out ruangan. Lakukan apapun yang yang dapat dikaitkan dengan ’kebiasaan’ dan bantu peserta untuk berpindah kepada ekspetasi dan perilaku baru.
· Ubah juga cara dan metode rapat . Jika tidak, para peserta akan membangun asosiasi negatif dengan lokasi atau tampilan ruangan yang telah anda buat

5. When, Kapan rapat akan diselenggarakan.
· Undangan rapat (pertemuan) (pertemuan). Surat undangan pertemuan harus sudah terkirim kepada peserta rapat (pertemuan) minimal 5 hari kerja sebelum hari “H” penyelenggaraan rapat (pertemuan). Pertemuan akan lebih efisien manakala bila telah ada draf bahan rapat dapat dilampirkan dalam undangan.
· Undangan rapat (pertemuan) harus terurai materi atau daftar atau menu rapat (pertemuan) yang akan diselenggarakan dengan jumlah waktu rapat (pertemuan) yang juga ditetapkan sesuai “bobot” materi rapat (pertemuan). Jangan sampai materi yang memerlukan pembahasan 1 jam hanya disediakan waktu 30 menit yang berarti pembahasan tidak akan bisa tunttas.
· Mendisiplinkan para peserta rapat (pertemuan) untuk datang tepat waktu. Hal ini penting agar kinerja seseorang dapat dilihat dengan kasat mata tentang “disiplin waktu” di mana saja dan kapan saja.
· Rapat (pertemuan) dimulai tepat waktu, agar tercipta kebiasaan tepat waktu bagi setiap anggota rapat (pertemuan). Bila budaya saling menunggu dan kebiasaan terlambat tidak dijauhi akan terdapat pemborosan yang tidak diperlukan.

6. How, bagaimana rapat akan diselenggarakan. Formal atau non formal, terbuka atau tertutup.
Rapat biasanya didominasi oleh diskusi, namun kita dapat merubahnya menjadi lebih menarik.
· Informasi untuk dibagi-sebisa mungkin, berikan sebelum rapat, buat lay-outnya seperti majalah dinding sehingga orang yang datang dapat membacanya sebelum rapat dimulai.
· Update tim – minta tim untuk membuat update bulanannya dengan format iklan, penuh gambar, foto dan permainan kata.
· Catatan rapat- alih-alih meminta seseorang untuk mencatat jalannya rapat dan mengirimkan rangkuman kering, anda dapat meminta peserta untuk peta pikiran (mind map) selama rapat berjalan dan di akhir rapat mengumpulkannya sebagai catatan bersama.
· Kunjungan sang ahli – buat presentasi yang diperlukan di rapat seakan-akan sang presenter adalah ahlinya. Buat sang presenter, ini tantangan yang menarik. Di akhir sesi, dapat dipastikan peserta memiliki info dan pengetahuan tambahan.

Jumat, 25 November 2011

Quesioner Mutu Pelayanan Keperawatan




Contoh: Quesioner   MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN
 Isi dengan memberikan tanda silang sesuai  pada pilihan yang sesuai:
Identitas responden    :
Nama                          :
Umur                          :
Pekerjaan                    :  
a.       TNI/Polri                        d.  Petani       
b.      PNS                                e.  Pedagang
c.       Karyawan Swasta           f.  Pelajar/ Mahasiswa
Pendidikan                 :
a.       SD
b.      SMP
c.       SMA
d.      PERGURUAN TINGGI

Alamat                        :
Jenis kelamin              :   (a) Laki-laki
                                       (b) Wanita


  1. Bukti langsung pengetahuan (tangibilty pengetahuan)
1.      Apakah perawat mengetahui gejala/ tanda-tanda penyakit yang anda rasakan sudah ....
a.     Sangat memuaskan                              d.  Kurang memuaskan
b.    Memuaskan                                         e.  Tidak memuaskan
c.     Cukup memuaskan

2.      Apakah pengetahuan perawat sudah sesuai dengan kebutuhan,
a.     Sangat memuaskan                              d.  Kurang memuaskan
b.    Memuaskan                                         e.  Tidak memuaskan
c.     Cukup memuaskan

3.      Menurut anda apakah pengetahuan akan proses pelayanan terhadap pasien baik, .....
a.     Sangatmemuaskan                              d.  Kurang memuaskan
b.    Memuaskan                                         e.  Tidak memuaskan
c.     Cukup memuaskan

4.      Menurut anda apakah pengetahuan perawat atas jenis penyakit/ hal lain diberikan sudah ....
a.     Sangat memuaskan                              d.  Kurang memuaskan
b.    Memuaskan                                         e.  Tidak memuaskan
c.     Cukup memuaskan
5.      Menurut anda apakah pengetahuan perawat atas informasi pelayanan kesehatan yang diberikan sudah ....
a.     Sangat memuaskan                              d.  Kurang memuaskan
b.    Memuaskan                                         e.  Tidak memuaskan
c.     Cukup memuaskan

  1. Bukti langsung ketrampilan
1.      Bagaimana ketrampilan perawat saat menangani pasien?
a.   Sangat memuaskan                              d.  Kurang memuaskan
b.  Memuaskan                                         e.  Tidak memuaskan
c.   Cukup memuaskan

2.      Bagaimana tanggapan pihak di RS  terhadap keluhan yang disampaikan oleh pasien
a.     Sangat memuaskan                              d.  Kurang memuaskan
b.    Memuaskan                                         e.  Tidak memuaskan
c.     Cukup memuaskan

3.      Bagaimana ketrampilan perawat saat menyuntik pasien.
a.       Sangat memuaskan                             d.  Kurang memuaskan
b.      Memuaskan                                        e.  Tidak memuaskan
c.       Cukup memuaskan

4.      Bagaimana ketrampilan perawat saat memeriksa pasien
a.       Sangat memuaskan                             d.  Kurang memuaskan
b.      Memuaskan                                        e.  Tidak memuaskan
c.       Cukup memuaskan

5.      Menurut anda apakah kemampuan dan ketelitian karyawan, yang anda rasakan sudah ....
a.       Sangat mernuaskan                             d.  Kurang memuaskan
b.      Memuaskan                                        e.  Tidak memuaskan
c.       Cukup memuaskan

D.    Bukti Iangsung sikap
1.      Menurut anda apakah pelayanan sopan dan ramah dirasakan sudah ....
a.       Sangat memuaskan                             d.  Kurang memuaskan
b.      Memuaskan                                        e.  Tidak memuaskan
c.       Cukup memuaskan

2.      Menurut anda apakah karyawan dapat membantu pasien dalam memilih layanan kesehatan atau mengambil keputusan memilih layanan kesehatan yang tepat, yang anda rasakan adalah....
a.       Sangat memuaskan                             d.  Kurang memuaskan
b.      Memuaskan                                        e.  Tidak memuaskan
c.       Cukup memuaskan

3.      Menurut anda petugas memberikan perhatian kepada pasien secara khusus (pengantaran pasien atau merujuk pasien) apakah yang anda rasakan sudah ....
a.       Sangat memuaskan                             d.  Kurang memuaskan
b.      Memuaskan                                        e.  Tidak memuaskan
c.       Cukup memuaskan

4.      Menurut anda apakah senyum petugas dalam memberikan pelayanan anda rasakan sudah....
a.       Sangat memuaskan                             d.  Kurang memuaskan
b.      Memuaskan                                        e.  Tidak memuaskan
c.       Cukup memuaskan

d.      Menurut anda bagaimana tanggung jawab petugas terhadap kenyamanan pasien saat berada di RS?
e.       Sangat memuaskan                             d.  Kurang memuaskan
f.       Memuaskan                                        e.  Tidak memuaskan
g.      Cukup memuaskan





F.    KEPUASAN KONSUMEN
1.      Apakah anda merasa puas mendapat pelayanan kesehatan di RS?
a.       Sangat memuaskan                             d. Kurang memuaskan
b.      Memuaskan                                        e. Tidak memuaskan
c.       Cukup memuaskan

2.      Bagaimanaperasaan anda menikmati suasana di RS?
a.       Sangat memuaskan                             d.  Kurang memuaskan
b.      Memuaskan                                        e.  Tidak memuaskan
c.       Cukup memuaskan

3.      Apakah anda akan kembali lagi untuk memperoleh layanan kesehatan di RS, apabila dikemudian hari terjadi masalah kesehatan pada diri anda?
a.       Sangat sering                                      d.  Kurang sering
b.      Sering                                                 e.  Tidak sering
c.       Cukup sering

4.      Apakah anda selalu mengajak teman yang sakit untuk mendapatkan layanan kesehatan ?
a.       Sangat sering                                      d.  Kurang sering
b.      Sering                                                 e.  Tidak sering
c.       Cukup sering

5.      Bagaimana perasaan anda terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas ?
a.       Sangat memuaskan                             d.  Kurang memuaskan
b.      Mernuaskan                                        e.  Tidak memuaskan
c.       Cukup memuaskan


DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. (I996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Irawaty, D. (2000). Kesiapan Profesi dan Organisasi Profesi Keperawatan Dalam Legalisasi Keperawatan. Seminar Nasional Bidang Keperawatan BEM FK UGM, Yogyakarta.
Kotler, P. (1994). Marketing Management : Analysis, Planning, Implementation and Control (Edisi Kedelapan). Prentie-Hall International Edition.
Parasuraman, A., Zeithami, V.A., and Berry, L.L. (1985). A Conceptual Model of Service Quality and Its Implementation for Future Research. Journal of Marketing, (49),41-50.

Rapat Tahunan Anggota AIPNI X di Makassar

Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) menggelar Rapat Tahunan Anggota (RTA) dan Seminar Internasional Keperawatan di Makassar. Kegiatan ini berlangsung 10-13 November 2011. Pembukan RTA dilaksanakan Kamis (10/11). Hadir Ketua AIPNI Pusat, Pro . Elly Nurrachmah, Rektor Unhas yang diwakili Wakil Rektor III, Prof Dadang S, dan Sekretaris Kopertis Wilayah IX Ibrahim Saman. 


Khusus untuk seminar internasional dijadwalkan dibuka hari ini, Jumat (11/11). Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo dijadwalkan hadir sekaligus membuka acara. Seminar internasional ini mengangkat tema; Bridging The Gap Between Nursing Education and Health Service. Sejumlah pemateri dari dalam dan luar negari dihadirkan dalam seminar ini. Salah satunya Prof Ikuko Moriguchi yang merupakan dosen keperawatan Hyogo University Jepang. 
Dalam sambutannya, Ketua AIPNI Pusat, Elly Nurrachmah mengatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya saat ini mempunyai anggota sebanyak 188 institusi di seluruh Indonesia. Hampir seluruhnya ikut dalam kegiatan yang dilaksanakan di Grand Clarion Hotel ini. 
"Dalam pelaksanaan kegiatan RTA AIPNI dan seminar internasional ini, hampir seluruh intitusi anggota AIPNI turut hadir dan menjadi peserta,'' ujar Elly.


Pada Kegiatan RTA di Makassar ini juga di promosikan kegiatan AIPNI untuk tahun 2012 diantaranya adalah kegiatan seminar, pelatihan, workshop bagi anggota AIPNI . Daftar kegiatan ini  dapat di download disini 


http:://beritakotamakassar.com, aipni-aince.com