1. Fokus Pengkajian Kebutuhan Dasar Manusia menurut Virginia Henderson
1) Bernafas Dengan Normal
Perawat harus waspada terhadap tanda-tanda obstruksi jalan nafas dan siap memberikan bantuan dalam keadaan apapun
2) Kebutuhan Akan Nutrisi
Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan berat badan yang normal, kebutuhan nuitrisi yang diperlukan, pemilihan dan penyediaan makanan. Perawat harus mengetahui kebiasaan, kepercayaan pasien tentang nutrisi.
3) Kebutuhan Eliminasi
Perawatan dasar meliputi semua pengeluaran tubuh. Perawat harus mengetahui semua saluran dan keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran dan frekuensi pengeluaran, yang meliputi keringat, udara yang keluar saat bernafas, menstruasi, muntah, buang air besar dan buang air kecil.
4) Gerak dan Keseimbangan Tubuh
Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan tubuh, miring, dan bersandar. Perawat harus bisa memberikan rasa nyaman dalam semua posisi, dan tidak membiarkan berbaring terlalu lama pada satu posisi dan melindunginya selama sakit dengan berhati-hati saat memindahkan dan mengangkat.
5) Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur sebagian tergantung pada relaksasi oto, untuk itu perawat harus mengetahui tentang pergerakan badan yang baik. Disamping itu juga dipengaruhi oleh emosi (stress), dimana stress bias merupakan keadaan patologis apabila ketegangan dapat diatasi atau tidak terkontrol dengan istirahat atau tidur dengan secukupnya.
6) Kebutuhan Berpakaian
Perawatan dasar meliputi membantu pasien memilihkan pakaian yang tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk memakainya.
7) Mempertahankan Temperature Tubuh atau Sirkulasi
Perawat harus mengetahui fisiologi panas dan bias mendorong kea rah terciptanya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperatur, kelembaban atau pergerakan udara, atau dengan memotivasi pasien untuk meningkatkan atau mengurangi aktifitasnya. Menu makanan dan pakaian yang dikenakan juga mempengaruhi keadaan ini.
8) Kebutuhan Akan Personal Hygiene
Konsep-konsep mengenai kebersihan berbeda tiap pasien tetapi tidak perlu menurunkan hanya karena sakit. Perawat harus bisa menjaga pasiennya tetap bersih terlepas dari besarnya badan pasien, kedudukan, keadaan fisik dan jiwanya.
9) Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Dalam keadaan sehat setiap orang bebas mengontrol keadaan sekelilingnya atau mengubah keadaan itu bila berangaapan sudah tidak cocok lagi. Jika sakit sikap tersebut tidak dapat dilakukannya. Ketidaktahuan dapat menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Perawatan dasarnya meliputi melindungi pasien dari trauma dan bahaya yang timbul mikroorganisme pathogen.
10) Berkomunikasi dengan Orang Lain dan Mengekspresikan emosi, keinginan, rasa takut, dan pendapat
Keinginan, rasa takut, dan pendapat dalam keadaan sehat tiap gerakan emosi nampak pada ekspresi fisik. Bertambah cepatnya denyut jantung atau pernafasan atau muka yang mendadak merah diinterpretasikan sebagai pernyataan jiwa atau emosi. Tugas perawat disini adalah sebagai penerjemah dalam hubungan pasien dengan tim kesehatan lain dalam memajukan kesehatanya, membuat pasien mengerti dirinya sendiri, mgerti perlunya perubahan sikap yang memperburuk kesehatannya dan menerima keadaan yang tidak dapat diubah. Penciptaan lingkungan yang terapeutik sangat membantu dalam hal ini.
11) Kebutuhan Spiritual
Dalam memberikan perawatan dalam situasi apapun kebutuhan spiritual pasien harus dihormati dan perawat harus membantu dalam pemenuhan kebutuhan itu. Perawat dan tim kesehatan lainnya harus menyadari bahwa keyakinan, kepercayaan dan agama sangat berpengaruh terhadap upaya penyembuhan.
12) Kebutuhan Bekerja
Sakit dapat menjadi lebih ringan apabila seseorang dapat terus bekerja. Rasa keberatan terhadap terapi bed rest didasarkan pada meningkatnya perasaan tidak berguna karena tidak aktif. Rehabilitasi pada pasien berarti menempatkan kembali pada pekerjaannya yang produktif. Makin singkat waktu tidak bekerja makin mudah dilaksanakan.
13) Kebutuhan Bermain dan Rekreasi
Rasa sakit menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan menikmati variasi dan udara segar serta rekreasi. Untuk itu perlu dipilihkan beberapa aktifitas yang sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, kecerdasan, pengalaman dan selera pasien, kondisi, serta keadaan penyakitnya.
14) Kebutuhan Belajar
Tugas perawat disini adalah membantu pasien belajar dalam mendorong usaha penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan mengikuti rencana terapi yang diberikan.
Fungsi perawat sebagai pendidik nampak dalam pemberian bimbingan dengan memberikan contoh-contoh dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Bimbingan belajar dapat dilakukan setiap saat ketika perawat memberikan asuhan (Meidiana, 1998).
2. Diagnosa Keperawatan Menurut Wilkinson (2006):
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
3) Resiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
4) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
5) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasiv (pemasangan infus)
6) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang perhatian dalam belajar
- Fokus Intervensi Menurut Wilkinson (2006) dan Rasionalnya Menurut Doenges (2000):
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
Tujuan: Nyeri berkurang atau hilang
KH: - Menunjukkan tingkatan nyeri, misal skala nyeri 2
- Klien tampak rileks
Intervensi:
1. Kaji karakteristik nyeri
Rasionalnya untuk membantu mengkaji kebutuhan intervensi, dapat mengidentifikasikan terjadinya komplikasi
2. Pantau tanda-tanda vital
Rasionalnya perubahan frekuansi jantung atau tekanan darah menunjukkan bahwa pasien mengalami nyeri
3. Berikan posisi nyaman (semi fowler)
Rasionalnya duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan
4. Ajarkan latihan nafas dalam
Rasionalnya untuk meningkatkan ventilitas maksimal dan oksigenasi
5. Ajarkan distraksi relaksasi
Rasionalnya untuk meningkatkan kemampuan koping pasien terhadap nyeri
6. Kompres air hangat
Rasionalnya karena hangat dapat menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan sirkulasi pada area hipoksia
7. Kolaborasi pemberian obat analgetik
Rasionalnya untuk meredakan nyeri
2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan: Menunjukkan penghematan energi klien
KH: - Menyadari keterbatasan energi
- Menyeimbangkan aktifitas dan istirahat
- Tingkat daya tahan adekuat untuk beraktifitas
Intervensi:
1. Kaji respon emosi, social, dan spiritual terhadap aktifitas
Rasionalnya untuk menetapkan kemampuan/kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi
2. Kaji penyebab kelemahan
Rasionalnya untuk menentukan intervensi yang tepat
3. Kaji tanda-tanda vital
Rasionalnya untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada pasien yaitu respon automatic meliputi perubahan tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu berhubungan dengan keluhan kelemahan tubuh karena berpengaruh pada aktifitas tubuh
4. Pantau asupan nutrisi
Rasionalnya untuk memastikan keadekuatan sumber-sumber energi
5. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Rasionalnya lingkungan yang nyaman dapat menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar dan meningkatkan relaksasi sehingga pasien dapat istirahat dengan nyaman
6. Bantu aktivitas pasien sesuai kemampuan pasien
Rasionalnya untuk meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasionalnya untuk merencanakan makanan untuk meningkatkan asupan makanan yang tinggi energi
3) Resiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
Tujuan: Pengendalian resiko perdarahan
KH: Pasien dapat menghilangkan atau mengurangi ancaman kesehatan (perdarahan), jumlah trombosit dalam batas normal (150.000 sampai 400.000)
Intervensi:
1. Identifikasi faktor yang mempengaruhi keamanan pasien
Rasionalnya untuk meminimalkan terjadinya resiko perdarahan
2. Pantau tanda-tanda vital
Dengan adanya peningkatan tekanan darah dan CVP serta evaluasi lain dapat menunjukkan kehilangan volume darah sirkulasi
3. Beritahukan kepada pasien untuk menghindari terjadinya perdarahan seperti berhati-hati dalam menggosok gigi dan terkena luka
Rasionalnya pada adanya gangguan faktor pembekuan, trauma minimal dapat menyebabkan perdarahan mukosa
4. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium terhadap trombosit
Rasionalnya penekanan pembentukan trombosit dan keadekuatan kadar faktor III dan VIII menggangngu pembekuan dan potensial resiko perdarahan
4) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasiv (pemasangan infus)
Tujuan : Tidak terjadi resiko infeksi
KH : Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi:
1. Kaji tanda-tanda infeksi
Rasionalnya untuk mengetahui adanya tanda-tanda infeksi
2. Pantau tanda-tanda vital
Rasionalnya perubahan frekuansi jantung atau tekanan darah menunjukkan bahwa pasien mengalami nyeri
3. Berikan lingkungan yang bersih dan nyaman
Rasionalnya untuk meminimalkan terjadinya infeksi
4. Lakukan perawatan infusi
Rasionalnya balutan basah menyebabkan kulit iritasi dan memberikan media untuk pertumbuhan bakteri, peningkatan resiko infeksi
5. Kolaborasi pemberian obat antibiotik
Rasionalnya untuk membantu mengurangi terjadinya infeksi
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang perhatian didalam belajar
Tujuan: Pasien mengetahui tentang penyakitnya
KH: - Pasien bertanya kepada perawat tentang penyakitnya
- Pasien paham dengan penjelasan yang diberikan oleh perawat
Intervensi:
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarganya tentang penyakit yang diderita pasien
Rasional: mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki keluarga dan kebenaran informasi yang didapat
2. Kaji motivasi pasien untuk belajar
Rasionalnya untuk mengetahui sejauh mana pasien menginginkan informasi tentang penyakit
3. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya
Penjelasan dapat membantu dan menciptakan kenyamanan yang realistis dan meningkatkan pemahaman pada keadaan saat ini dan kebutuhannya
4. Menggunakan pendekatan pengajaran multiple (memberikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya)
Rasionalnya pengetahuan yang akurat memberikan kesempatan pada pasien untuk membuat keputusan dan kontrol penyakit serta membantu dalam membangun harapan yang realistis dan mempengaruhi pilihan metode pengajaran dalam pendidikan
5. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Rasionalnya untuk meningkatkan konsentrasi saat dilakukan pendidikan kesehatan
6. Berikan motivasi pasien untuk belajar
Rasionalnya meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerjasama dalam penyembuhan
Sumber Pustaka
Carpenito, L.J. 1999. Rencana asuhan dan dokumentasi keperawatan. Edisi 2. Alih bahasa Monica Ester. Jakarta: EGC
Corwin, E.J. 2000. Buku saku patofisiologi. Alih bahasa Braham. U. Jakarta: EGC
Doenges, 2000. Rencana asuhan keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, Edisi 3, Alih bahasa I Made Kariasa. Jakarta: EGC
Wilkinson, J.M, 2006. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke blog ini, berikan komentar atau follow this blog